Suatu hari, seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. Untuk memeluk islam. Setelah mengucap syahadat, laki-laki itu berkata, “ Ya, Rasulullah, sebenarnya saya ini suka berbuat dosa. Saya suka mencuri, berjudi, minum minuman keras, dan saya sangat sukit sekali untuk meninggalkannya.”
Lalu, Rasulullah berkata,” Maukah engkau berjanji untuk tidak berbohong kepadaku?”
“Ya, saya berjanji,” jawab laki-laki itu dengan singkat. Ia pun kemudian pulang kerumahnya. Dalam perjalanan pulangnya tersebut, ia memikirkan apa yang telah dikatakan kepada Rasulullah. Pada awalnya ia berpikir bahwa untuk jujur tidaklah sulit,namun ketika keinginannya untuk berbuat dosa muncul, ia mulai sadar bahwa janjinya kepada Rasulullah cukup berat.
“Rasanya berat untuk tidak berbohong kepada Rasulullah,” kata laki-laki itu dalam hatinya.
Apa yang dirasakannnya memang tidak salah. Setiap kali hatinya terdorong untuk melakukan dosa, ia selau teringat dengan janjinya kepada Rasulullah.
“Jika aku berbuat dosa, bagaimana nanti aku menjawab kalau ditanya oleh Rasulullah? Sanggupkah aku berbohong kepadanya?” bisik hati kecilnya yang terus berperang,
Peristiwa di atas ternyata di alaminya setiap kali ia ingin berbuat dosa. Janji kepada Rasulullah telah membuatnya merasa kesulitan untuk melakukan kejahatan. Setiap kali ia akan melakukan dosa, hatinya berkata,” Kalau aku bohong kepada Rasulullah, berarti aku telah mengkhianati janjiku kepadanya. Sebaliknya, jika aku berkata benar, berarti aku akan menerima hukuman sebagai orang islam.”
Setelah dia berjuang melawan hawa nafsunya sendiri, akhirnya laki-laki itu berhasil menundukan keinginannya untuk berbuat dosa. Sejak saat itu, Hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat. Dia telah berhijrah dari sifatnya yang suka berbuat dosa menuju kebaikan. Dia telah berubah menjadi seorang mukmin yang shalih.
Comments
Post a Comment