Suatu hari, terdapat tiga orang laki-laki dari bani Israil yang melakukan perjalanan bersama. Di tengah perjalanan, tiba-tiba muncullah awan dan mulailah turun hujan. Ketiga orang itu berusaha mencari tempat berlindung dengan bergegas hingga akhirnya mereka menemukan sebuah gua dan kemudian berlindung di dalamnya.
Hujan deras terus mengguyur dan memaksa mereka untuk tetap terlindung di dalam gua. Tiba-tiba, sebuah batu besar bergerak dan akhirnya jatuh tepat dimulut gua tempat ketiga orang itu berteduh. Mereka terperangkap dalam kegelapan karena batu itu begitu besar sehingga menutup jalan keluar gua itu.
Hal itu tentu saja membuat ketiga orang itu khawatir. Mereka kemudian berusaha untuk menggeser batu tersebut agar bisa keluar dari gua. Namun, kekuatan tiga orang itu tak mampu menggeser batu besar itu sedikit pun. Berbagai cara mereka lakukan, namun tetap saja tidak berhasil. Akhirnya, mereka pasrah dengan yang mereka hadapi. Mereka hanya bisa berdoa agar Allah memberikan pertolongan-Nya.
Salah seorang dari mereka kemudian berkata, ”Sebaiknya, kita berusaha dengan menjadikan amal perbuatan kita, yang pernah kita lakukan secara ikhlas untuk Allah, Sebagai perantara dalam berdoa kepada Allah. Mudah-mudah kita dapat keluar dari gua.”
Ketiganya pun setuju. Mulailah satu demi satu memanjatkan doa kepada Allah. Salah seorang dari mereka berkata,” Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku memiliki seorang sepupu wanita yang amat cantik dan aku merasa cinta kepadanya. Suatu hari, aku berkeinginan untuk berbuat dosa dengannya. Ia pun berkata,’Wahai Sepupuku,takutlah kepada Allah dan jangan kau cemari kesucianku.’ Lalu kutahan hawa nafsuku dan aku tak jadi berbuat dosa. Ya ,Allah, sekiranya itu kulakukan secara ikhlas dan hanya mengharap rida-Mu, Selamatkanlah kami semua dari masalah ini.”
Tiba-tiba , batu besar itu bergeser sedikit sehingga gua pun sedikit terang.
Orang kedua berkata,”Ya, Allah, Engkau tahu bahwa aku meiliki ayah dan ibu yang telah lanjut usia. Punggung mereka telah bungkuk karena amat tua. Aku senantiasa sibuk melayani mereka. Suatu malam, aku datang untuk memberi makanan, lalu keluar. Aku lihat mereka berdua sedang tidur. Malam itu, kupegang piring yang berisi makanan itu dari malam hingga pagi. Aku menunggu tanpa membangunkan agar mereka tak terganggu. Ya , Allah, sekiranya itu kulakukan sepenuhnya untuk keridaan-Mu, singkirkanlah batu yang menutupi mulut gua ini dan bebaskanlah kami.
Saat itu juga, batu yang menutupi mulut gua bergeser lagi sedikit.
Lalu, orang ketiga berkata,” Wahai Yang Maha Tahu, Engkau tahu bahwa aku memiliki seorang buruh. Ketika dia selesai melakukan pekerjaannya, kuberkan upah dengan segera. Namun, dia enggan menerima dan meminta yang lebih banyak lagi serta langsung pergi meninggalkan saya. Lalu, upah itu ku belikan seekor kambing dan ku pelihara secara terpisah. Dalam waktu singkat, kambing itu telah beranak banyak. Suatu hari, butuh itu datang kembali menemuiku dan meminta upahnya. Lalu,ku tunjukan padanya kambing-kambing yang ada di hadapannya.
Dia kira, aku ,mencemoohnya. Kemudian, kuserahkan seluruh kambing itu padanya dan dia pun pergi. Ya Allah, sekiranya perbuatan ku ini kulakukan secara ikhlas dan demi keridaan-Mu, selamatkanlah kami dari penderitaan ini.”
Saat itu pula, batu itu bergeser dan terbukalah seluruh mulut gua itu. Mereka keluar dengan bahagia dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka kembali.
Comments
Post a Comment