Dimana kekhalifahan Umar bin Khattab, wilayah Mesir dipimpin oleh seorang gubernur yang bernama Amr bin Ash. Dia memiliki seorang putra bernama Muhammad bin Amr yang sangat bangga dengan jabatan yang dimiliki ayahnya.
Suatu hari, Muhammad bin Amr mengikuti perlombaan lari melawan seorang pemuda Mesir. Dalam perlombaan itu, Muhammad bin Amr dikalahkan oleh pemuda Mesir itu. Hal ini membuatnya sangat marah hingga ia mengambil cambuk hingga memukulkannya ke punggung pemuda Mesir tadi. Dengan sekuat tenaga ia memukulkan cambuk itu seraya berkata dengan sombong, “Nah, terimalah ini, tidak tahukah kamu bahwa aku ini anak seorang bangsawan!”
Si pemuda Mesir tak mampu berbuat apapun selain berusaha untuk menahan rasa sakit di punggungnya. Ia sadar bahwa dirinya takkan bisa menghindari pukulan seorang anak gubernur yang sok berkuasa itu. Tak berapa lama kemudian, Muhammad bin Amr menghentikan pukulan cambuknya. Ia tampak sangat puas setelah memukuli si pemuda Mesir. Lalu, ia pun pergi.
Si pemuda Mesir tidak saja terluka di punggungnya, ia pun merasa sakit hati atas perbuatan Muhammad bin Amr. Ia tidak bisa menerima perlakuan anak gubernur itu. Oleh karena itu, ia berpikir untuk pergi mendatangi Khalifah Umar bin Khattab guna mendapat keadilan. Akhirnya, si pemuda Mesir itu pun pergi ke Madinah untuk bertemu dengan khalifah Umar.
Sesampainya di Madinah, ia langsung menghadap Khalifah Umar bin Khattab dan mengadukan perbuatan yang telah dilakukan oleh Muhammad bin Amr, anak seorang gubernur. Umar mendengarkan pengaduan si pemuda Mesir dengan seksama.
Setelah selesai mendengarkan pengaduan si pemuda Mesir, Umar bin Khattab mengutus seseorang untuk memanggil Amr bin Ash bersama putranya, Muhammad bin Amr. Sementara itu Umar menyuruh si pemuda Mesir untuk tinggal di Madinah menunggu datangnya Amr bin Ash dan putranya.
Beberapa waktu kemudian datanglah Amr bin Ash bersama putranya, Muhammad bin Amr.
“Mana pemuda Mesir itu?” tanya Umar.
“Inilah saya wahai Amirul Mukminin”, jawab pemuda Mesir itu.
“Ambil cambuk!” perintah Umar,” Pukullah anak bangsawan ini!” kembali Umar memerintah sambil menunjuk Muhammad bin Amr.
Wajah Muhammad bin Amr tampak pucat mendengar kata-kata Khalifah Umar bin Khatab. Ia memulai mengerti apa yang dihadapinya saat melihat pemuda mesir yang ada dihadapannya. Sementara itu, ayahnya, Amr, juga tak bisa berkata-kata. Wajahnya menampakkan kekhawatiran atas keadaan anaknya.
Si Pemuda Mesir lalu mengambil cambuk ke punggung Muhammad bin Amr yang telah berdiri membelakanginya. Pukulan demi pukulan terus mengenai punggung Muhammad bin Amr hingga kesakitan.
Beberapa orang yang menyaksikan kejadian tersebut merasa tidak tega melihat Muhammad bin Amr yang terus mendapatkan pukulan dari cambuk yang dipegang Si Pemuda Mesir. Namun, Khalifah Umar masih mengatakan,” Pukul anak bangsawan itu!”
“Wahai Amirul Mukminin!” ujar pemuda itu,” Saya telah merasa cukup.”
“Demi Allah, sekiranya kamu kehendak memukulnya lagi, kami takkan menghalangimu sampai kamu sendirilah yang berhenti,” kata Khalifah Umar.
Lalu, Khalifah Umar berpaling ke arah Amr bin Ash dan berkata,” Hai, Amr, sejak kapan kalian memperbudak manusia padahal mereka dilahirkan oleh ibu-ibu mereka keadaan merdeka!”
Setelah itu, Umar berpaling kepada pemuda Mesir tadi seraya berkata,” Pulanglah, kamu keadaan selamat. Sekiranya ada hal-hal yang menghawatirkanmu, tulislah surat kepadaku!”
Comments
Post a Comment