Kisah Seorang Anak yang Memiliki Keimanan Luar Biasa


Cuaca hari itu sangat panas. Matahari bersinar denga terik. Abdullah bin Umar r.a dan seorang sahabatnya berjalan menyusuri padang pasir yang luas. Perbekalan air dalam kantong airnya kini telah habis, sementara mereka berdua makin merasakan kehausan.

Setelah beberapa lama Abdullah dan sahabatnya berjalan, ia melihat sekelompok kambing yang tengah digembalakan seorang anak laki-laki. Hati mereka pun gembira karena mereka bisa mendapatkan air susu kambing untuk mereka minum.

Anak laki-laki itu, yang ternyata seorang budak, melihat kedatangan Abdullah dan sahabatnya. Ia pun mempersilahkan kedua untuk duduk di tempatkan yang telah disediakan. Anak itu seperti mengerti apa yang dibutuhkan dua orang tamunya itu. Ia lantas memerah susu kambing dan memasukannya ke dalam sebuah wadah. Beberapa saat kemudian, anak itu datang menghampiri dua orang tamunya dan mempersilahkan mereka untuk meminum susu kambing yang telah diperahnya.

Abdullah bin Umar sangat terkesan dengan sikap anak itu, lalu ia berkata,” Nak, kenapa engkau tidak ikut minum susu ini bersama kami?”

“Terima kasih, hari ini saya sedang berpuasa,” jawab anak itu.

Abdullah, makin kagum dengan anak itu, lalu ia kembali bertanya ”Hai,Anak Gembala, di hari yang panas seperti ini engkau berpuasa sambil menggembala kambing?”

“Tuan, hari ini memang sangat panas, tapi api neraka itu lebih panas lagi,” kata anak itu dengan tenang.

Jawaban anak gembala itu makin menambah kekaguman Abdullah bin Umar dan sahabatnya. Tiba-tiba, terlintas dalam pikiran Abdullah untuk menguji anak gembala yang ada dihadapannya. Ia lalu berkata, “Nak, kambingmu banyak sekali, bagaimana kalau aku membeli seekor kambingmu.”

Wajah anak itu tampak terkejut dan kemudian berkata,” Maaf, Tuan, kambing-kambing ini bukan milik saya, tapi milik majikan saya.”

Abdullah bin Umar makin penasaran untuk menguji anak gembala itu, ia kemudian berkata, ”Begini saja, kamu bisa menjual satu dari kambing itu, lalu uang hasil penjualan bisa kamu belikan sesuatu yang engkau perlukan. Selanjutnya, katakan kepada majikanmu bahwa serigala telah memakan kambing itu. Bukankah majikanmu tidak melihatmu? Pasti majikanmu akan percaya dengan perkataanmu. Bagaimana, kamu setuju?”

Wajah anak itu tampak makin memerah. Ia terlihat sedang menahan marahnya ketika mendengar perkataan dari Abdullah bin Umar. Tiba-tiba saja anak gembala itu menangis seraya berkata, ”Tuan, walaupun majikan saya tidak melihat dan mengetahui apa yang saya kerjakan, lalu di manakah Allah? Di manakan Allah?” Anak itu terus mengulang-ngulang perkataannya sambil menangis,” Di manakah Allah? Di manakah Allah?”

Melihat keadaan anak itu, Abdullah bin Umar dan sahabatnya ikut menangis terharu. Mereka tidak menyangka ada seorang anak yang memiliki keimanan yang luar biasa. Kekaguman mereka terhadap anak gembala itu dirasakan begitu luar biasa pula.

Lalu, Abdullah bin Umar membebaskan anak  gembala itu dari perbudakan. Ia pun membeli semua kambing-kambing itu dari majikannnya dan menghadiahkannya kepada Si Anak Gembala.

Comments