Kisah Pertobatan Panglima Romawi

Dalam sebuah peperangan di Yarmuk, pasukan Romawi berhadapan dengan pasukan kaum muslimin yang di pimpin oleh Khalid bin Walid. Salah seorang panglima Romawi yang bernama George memanggil Khalid bin Walid. Kedua orang panglima itu saling mendekat hingga kedua kepala kuda mereka salig berhadapan.


George bertanya kepada Khalid bin Walid,” Wahai, Khalid, aku minta engkau berbicara jujur dan jangan berdusta sedikit pun karena tuhan Yang Maha Mulia tidak pernah berdusta. Jangan pula engkau menipuku karena sesungguhnya orang yang beriman itu tidak akan berdusta di hadapan Allah.”


Khalid bin Walid kemudian menjawab,” Tanyalah apa yang ingin engkau tanyakan kepadaku.”


“Apakah Allah menurunkan kepada nabi-Nya, Muhammad saw., sebuah pedang dari langit, kemudian diberikannya kepadamu sehingga jika kamu menggunakan pedang itu untuk berperang maka kamu pasti menang?” tanya George dengan rasa penasaran yang tinggi.


“Tidak,” jawab Khalid dengan suara yang memperlihatkan ketegasan.


“Lalu, Apa sebabnya engkau diberi gelar’Saifullah’(pedang Allah)?” tanya George.


Lalu, Khalid menjawab,” Ketika Allah SWT mengutus Nabi Muhammad saw., seluruh kaumnya sangat memusuhi beliau, termasuk aku. Aku adalah orang yang paling membencinya. Setelah Allah SWT memberikan hidayah-Nya kepadaku, aku pun masuk islam. Setelah  aku masuk islam, Rasulullah saw. Menerimaku dan memberiku gelar’Saifullah’(pedang Allah).”


George kembali bertanya,” Jadi, apa tujuan engkau berperang kali ini?”


“Kami ingin mengajak kamu supaya bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu adalah utusan Allah. Kami juga ingin mengajak kamu untuk mempercayai bahwa segala apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Itu adlah benar,” jawab Khalid dengan mantap.


“Apa hukumannya jika orang yang di ajak itu tidak mau menerimanya?” tanya George penasaran.


Khalid kembali menjawab,” Hukumannya adalah keharusan membayar jizyah(pajak keamanan). Jadi , kami tidak menghargainya.”


“Bagaimana kalau mereka tidak mau membayar?” tanya George.


“Kami akan mengumumkan perang kepadanya,” kata Khalid dengan tegas.


“Bagaimanakah kedudukannya jika ada orang masuk islam pada hari ini?”


“Di hadapan Allah SWT, kita semua sama, baik orang yang kuat, orang yang lemah, yang terdahulu, maupun yang kemudian masuk islam,” jawab Khalid.


“Apakah orang yang terlebih dahulu masuk islam kedudukanya akan sama denga orang yang baru masuk islam?” tanya George makin penasaran.


“Orang yang datang kemudian akan lebih tinggi kedudukannya dari orang yang terdahulu. Kami yang terlebih dahulu masuk islam menerima islam ketika Rasulullah saw. Masih hidup sehingga kami dapat menyaksikan turunnya wahyu kepada Rasulullah saw., sedangkan orang yang masuk islam dikemudian hari tidak menyaksikan apa yang telah kami saksikan. Oleh karena itu, siapa saja yang masuk islam terakhir dia lebih mulia kedudukannya sebab dia masuk islam tanpa menyaksikan bukti-bukti yang lebih meyakinkan terlebih dahulu,” jawab Khalid dengan semangat.


George terkejut mendengar jawab Khalid. Ia tidak pernah menemukan sebuah agama seperti agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw. Namun, ia masih penasaran dengan kebenaran dari perkataan Khalid bin Walid. Lalu, ia pun bertanya kembali,” Apakah yang kamu katakan  itu benar?”


Khalid pun menjawab dengan penuh keyakinan,” Demi Allah, Seseungguhnya apa yang aku katakana itu adalah benar.”



Kini, George makin yakin dengan apa yang dikatakan oleh Khalid bin Walid. Hatinya tidak bisa lagi dibohongi bahwa dirinya sangat tertarik dengan islam. Jawaban Khalid yang tampak jujur membuatnya makin yakin dengan islam. Tanpa ragu-ragu lagi, ia pun berkata,” Kalau begitu aku akan percaya kepada apa yang telah engkau katakan itu. Mulai saat ini, aku bertobat untuk tidak lagi memusuhi islam. Aku menyatakan diri masuk islam. Wahai, Khalid, tolonglah ajarkan aku tentang islam.”


Mendengarkan perkataan George, perasaan Khalid menjadi gembira. Ia tidak menyangka ahti seorang panglima perang pasukan Romawi telah terpikat kepada islam. Lalu, Khalid pun mengajak George ke dalam tendanya dan menuangkan air ke dalam timba. Kemudian, Khalid menyuruh George bersuci dengan air itu dan menyuruhnya untuk menunaikan shalat dua rakaat.


George lalu menunaikan shalat dua rakaat dengan khusyuk. Setelah selesai mengerjakan shalat, Khalid bin Walid mengajak George bersama kaum muslimin lain meneruskan peperangan melawan pasukan Romawi hingga matahari terbenam.


George telah menjadi seorang muslim dan berperang melawan bangsanya sendiri. Dalam pertempuran itu, George memacu kudanya dan memukulkan pedangnya kearah musuh-musuhnya. Tidak ada ketakutan sedikit pun dari wajah yang kini makin bercahaya. Tiba-tiba, sebuah senjata membuatnya terluka dan terjatuh. Ia pun gugur sebagai syahid denga kalimay syahadat yang menghiasi bibirnya.

Comments