Kisah Pemuda Badui yang Bertobat karena Sepotong Ayat


Pada suatu musim haji, al-Asma’I menuju kota Makkah untuk berhaji,kemudian ia berencana untuk datang ke Madinah dengan maksud untuk berziarah ke makam Rasulullah saw.


Namun, ditengah perjalanan, ia dihadang oleh seorang ArabBadui. Di tangannya, ada sebilah pedang besar dan pada bahunya tergantung busur anak-anak panahnya. Orang Badui itu mendekat dan bermaksud untuk merampas segala yang al-Asma’I miliki.


Dengan penuh perasaan takut dan bimbang, al-Asma’I segera mengucapkan salam kepadanya dan orang Badui itu membalas dalamnya seraya bertanya,” Dari manakah egkau ini?”


 “Saya dari tempat yang jauh dan saya ingin pergi ke Baitullah serta ziarah kpeada Rasulullah,” jawab al-Asma’i.


 “Mana barang-barangmu?” tanya orang Badui itu pula.


 “Saya adalah seorang fakir dan tidak memiliki harta berharga apa pun,” jawab al-Asma’i lagi dengan penuh bimbang.


 “Apa pekerjaanmu?” dia bertanya kembali.


 “Aku adalah guru mengaji Al-Qur’an bagi anak-anak di kampung.”


 “Apakah itu?” Dia bertanya lagi. Rupanya dia tidak tahu tentang Al-Qur’an.


 “Kau tak tahu Al-Qur’an?” al-Asma’i bertanya kepadanya.


 “Jangan tanya aku, jawablah pertanyaanku?” Dia membentak.


 “Baiklah, baiklah!” kata al-Asma’I, “ Al-Qur’an adalah firman Allah SWT.”


 “Apakah Allah itu berfirman?”


 “Benar, Allah SWT itu berfirman.”


”Cobalah bacakan kepadaku salah satu firman-Nya!”


Al-Asma’I oun membacakan surah adz- Dzariyat ayat 22 yang artinya, “Dan langit(turun) rezekimu dan apa yang dijanjikan.”
Tanpa disangka-sangka, tiba-tiba orang itu membuang pedang dan busur berserta anak-anak panahnya. Dia tampak serti orang yang ketakutan sekali, lalu berkata, “ Oh, alangkah celakanya aku, hidup sebagai perampok yang merampas hak orang. Allah telah menentukan rezekiku di langit, tetapi  aku malah mencari-carinya di bumi,” katanya dengan sungguh-sungguh.


Al-Asma’i tertegun melihat perubahan yang sangat besar pada diri Si perampok. Ternyata, orang badui itu sangat menyesali segala perbuatanya terdahulu dan ia berjanji akan meninggalkan segala perbuatan jahatnya. Ia maksud untuk bertobat dengan sungguh-sungguh.


Al-Asma’i pun terlihat gembira mendengar pernyataan dan janji orang badui itu. Orang Badui itu kembali kepada islam dengan ketulusan hati dan meminta agar Al-Asma’I mengajarkan shalat dan ibadah-ibadah lainnya. Al-Asma’I pun kemudian mengabulkan segala permintaannya dengan senang hati sehingga orang Badui itu menjadi seorang yang cukup paham dengan agamanya.

Tahun berikutnya, saat Al-Asma’I berthawaf mengelilingi Ka’bah, ia melihat seorang lelaki tua yang terlihat shalih datang mendekatinya. Lalu, ia mengucapkan salam dengan penuh hormat. Al-Asma’I membalas salamnya dan mencoba mengingat kembali, siapa orang yang ada di hadapannya.

Tiba-tiba, orang itu berkata kepada Al-Asma’I, “ Bukanlah Tuan adalah teman saya pada tahun lalu?”
Al-Asma’I tampak sibuk mengingat paras wajahnya. Akhirnya, ia pun ingat. Dialah orang Badui yang dulu pernah ia ajari tentang islam.

“Oh , benar. Saya hamper lupa. Jadi ,Anda datang kembali tahun ini?” Al-Asma’I bertanya pula kepadanya.
Orang Badui itu mengiyakan dengan anggukan, lalu kemudian berkata, “ Tuan! Tolonglah bacakan kepadaku suatu firman Allah yang lain!” pintanya kepada Al-Asma’i.

Al-Asma’I memenuhi permintaan dengan membacakan firman Allah dalam surah adz-Dzariyah ayat 23 yang berbunyi,” Demi tuhan langit dan bumi, sesungguhnya benarlah apa yang engkau katakan!”

Al-Asma’I melihat orang Badui itu mendengarkan dengan khusyuk. Ia lalu mengangkat kepala seraya berkata,” Tuan! Mengapa Allah sampai bersumpah begitu?” Kemudian dia berdoa, “ Ya , Allah, ampunilah dosa-dosa hamba selama ini.”


Selesai berdoa, orang Badui itu terlihat menangis sesegukan. Tiba-tiba saja dia jatuh pengsan. Al-Asma’i segera menolong orang Badui itu dan menidurkan di atas pangkuannya. Tidak lama sesudah itu, ternyata ia telah meninggal.


Al-Asma’i merasa sedih sekali, lalu menanggis. Kemudian, dia berkata dalam hati,” Alangkah bahagianya orang ini. Kehidupannya yang begitu panjang berlumur dosa di akhiri dengan kesadaran serta keshalihan. Dia kembali kepada Allah setelah bertobat dan memohon ampunan terhadap segala perbuatannya yang lalu. Demikianlah Allah memberikan petunjuk kepada hamba yang dikehendakinya.”

Comments