Kisah Nenek yang Selalu Mengejek Rasulullah SAW

 Kisah Nenek yang Selalu Mengejek Rasul


Saat Rasulullah saw. Berdakwah di Makkah, beliau selalu berjalan melalui rumah penduduk, salah berjalan melalui rumah penduduk, salah satunya adalah seorang nenek. Hampir setiap hari Rasulullah mendapat ejekan dan semburan ludah jika lewat di depan rumah nenek itu. Namun, Rasulullah tidak terlalu memedulikannya. Ia hanya bersabar dan memohon maaf untuk Si nenek kepada Allah.

Suatu hari, seperti biasa Rasulullah berjalan melewati rumah Si nenek. Kali ini, beliau merasa aneh karena tidak ada yang mengejeknya dan meludahinya seperti hari-hari sebelumnya. Beliau berpikir bahwa mungkin Si Nenek sedang tidak ada atau mungkin sudah bosan melakukannya. Ketika pulang, Rasulullah tidak juga melihat Si Nenek keluar untuk mengejek dan meludahinya.

Keesokan hari,Rasulullah kembali melewati rumah si nenek. Beliau makin heran karena nenek yang suka mengejek dan meludahi tidak juga muncul. Rasa penasaran Rasulullah makin besar sehingga beliau pun kemudian menanyakan keberadaan Si Nenek kepada tetangganya yang ada di sekitar rumah Si Nenek.

Rasulullah terkejut ketika tahu bahwa Si Nenek ternyata sedang sakit. Beliau bergegas kembali ke rumah dan kemudian membuat bubur. Setelah bubur masak, Rasulullah lalu pergi dan membawanya menuju rumah Si Nenek.

Sesampainya di sana, Rasulullah langsung mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Namun, beliau tidak mendengar jawaban dari siapapun yang berada di dalam rumah. Rasulullah kemudian kembali mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

Tiba-tiba, terdengar suara yang lemah dan parau dari dalam, “Masuklah!”

Rasulullah kemudian membuka pintu dan masuk. Beliau melihat tubuh si nenek begitu lemah tak berdaya di atas tempat tidurnya. Wajahnya telihat sangat pucat. Rasulullah lalu mendekatinya. 

Si Nenek sangat terkejut ketika melihat Rasulullah dan berkata,”Apakah kedatanganmu untuk untuk mengejekku sebagai balasan atas apa yang yang telah aku lakukan kepadamu?” tanya Si Nenek dengan perasan khawatir dan memaksa diri.

“Tidak, aku datang ke sini bukan untuk mengejek Nenek. Saya tahu kalau nenek sedang sakit, jadi saya datang untuk menjenguk Nenek. Saya juga sudah membuatkan bubur untuk Nenek agar nenek cepet sembuh,” jawab Rasulullah mencoba menenangkan.

Tiba-tiba saja air mata Si Nenek mengalir dari ujung kedua matanya. Ia merasa terharu karena orang yang selama ini ia ejek, bahkan ia ludahi, ternyata adalah orang pertama menjenguk dirinya ketika sakit. Sementara itu orang-orang yang menyuruhnya untuk mengejek dan menyakiti Rasulullah justri tidak datang, bahkan saudara-saudaranya pun tidak muncul meski hanya untuk menenggoknya.

Si Nenek kemudian berkata,”Wahai, Muhammad, engkau tahu aku selalu menyakitimu ketika engkau lewat di depan rumahku. Engkaupun melihat keadaan ku hari ini. Tak ada sanak saudara yang menjengukku padahal keadaanku sangat lemah. Demi Tuhan, Muhammad, hari ini aku ingin menjadi seorang muslim dan mengikuti agama ayng engkau bawa. Sungguh , ini adalah agama yang penuh dengan kasih sayang.”

Sejak saat itu, ia menyatakan diri sebagai seorang muslimah di hadapan Rasulullah yang mengasihinya.

Comments